Sabtu, 21 Januari 2012

RANGKUMAN PENYULIT TRANSFUSI DARAH BAB III (HEMATOLOGI KLINIK)


BAB III
PENYULIT TRANSFUSI DARAH
Faktor darah

1.       Golongan darah tak sesuai (ABO dan Rh)
Penyebab utama reaksi hemolitik adalah ketidak sesuaian golongan ABO. Di negara-negara industri maju ketidak sesuaian golongan darah terutama di sebabkan karena kesilapan administrasi, misalnya nama yang sama gejala-gejala reaksi transfusi  yang timbul dalam waktu 20 ment setelah pemasangan seringkali di sebabkan ketidaksuaian golongan darah dan atau darah infectious.

Tanda-tanda reaski hemolitik
  •   Mengigil dan demam
  • Sakit pinggang, dada atau perut
  • Hemoglobinemia, hemoglobinurea dan ikterus
  •  Pada pasen dalam narkose mingkin baru di ketahui setelah adanya peredaran spontan pada berbagai organ (DIC)



2.       Darah hemolisa
Darah transfusi  dapat di simpan selama 15-21 hari dengan memperhatikan syarat-syarat penyimpanan. Kebanyakan dinas transfsi darah menyimpan darah sampai 21 hari. Lewat 21 hari banyak eritrosit mengalami hemolisa dan darah tak dapat di gunakan lagi

3.       Pirogen
Zat pirogen adalah polishakarid solubel berasal dari kuman, berada di air suling, zat anti koagulan atau plasma donor reaski pirogen lebih sering terjadi pada resipien dengan alergi atau asma bronchiale dalam anamnesa.

4.       Pemindahan penyakit
Pencegahan pemindahan lues
Untuk pencegahan pemindahan lues, darah donor di periksa terhadap VDRL, bila ragu-ragu dapat di teruskan dengan test RPR dan TPHA. Umumnya test penyaring terhadap lues ini (VDRL) kurang rentan karena adanya banyak kasusu lues dengan test penyaringan negatif.

Pencegahan pemindahan malaria
Berikan chloroquin 600mg dosis tunggal pada respien
Berikan pengobatan profilaktik pada donor yang di curigai mengundang parasit malaria.

Hepatitis paska trasnfusi dan pencegahannya
Agens yang dapat menjadi penyebab heatitis adalah : Virus hepatitis A (HAV), Virus hepatitis B (HBP) Virus hepatitis non A non B (HV. NANB) Virus Cytomogalo (CMV). Virus Epstein –Barr (EBV)Virus Variccella-zoster (VZV) dan Virus herpes simplek (HSV dan HV.NANB) bersifat hepatoropik, menebabkan infeksi primer dan mereflikasi di dalam hati.

Pencegahan hepatits paska transfusi
Yaitu dengan cara yang rentan : RIA, ELISA atau rPHA yang tergolong sebagai metode generasi ke tiga. Namun walaupun presentase HbsAg positif di antara orang sehat hanya sekitar 0,01-0,6%  dan HbsAg carrier tidak di gunakan sebagai donor darah, hepatitis paska transfusi darah masih tetap ada dan dalam presentase yang cukup tinggi.

Pemindahan penyakit-penyakit lain
Mononukleosis infeksiosa dapat di tularkan melalui trasnfusi mikro-filaria dapat bertahan hidup selama 3 minggu atau leih dalam darah simpan (40oC) tapi filariasis umumnya tidak dapat di tularkan dengan transfusi.

Komplikasi yang dapat timbul
  • Perdarahan
  • Intoksikasi citrat
  •  Hiperkeliemia

Pemeriksaan laboratorium
Di samping pemeriksaan laboratorium bidang hemostatis, pada trasnfusi masih erlu di lakukan pemeriksaan laboratorium (darah) berkala dari pH, pO2, pCO2, elektrolit, creatnin dan jumlah diurasis per 24 jam.
  • emboli udara
  • intoksikasi citrat
  • tromboflebitis
  • suhu darah tidak sesuai
  • mikro embiro
  • hemosiderosis

5.       Faktor resipen
Reaski alregik
Kriteria untuk reaksi alergik adalah timbulnya urticaria, erythema, maculopapular rash atau edema di sekeliling mata, kadang kadang di sertai penurunan tekanan darah yang membahayakan. Spasme bronchial dan edema laryink adalah jarang.


BUKU dr. E.N. KOSASIH
capita selecta HEMATOLOGI KLINIK
dari perpustakaan SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH BANDUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar